Kepala Divisi Perencanaan Strategis & Teknologi PT PP Tbk Budi Suanda membeberkan beberapa upaya perseroannya menghadapi new normal. Salah satu yang sudah disiapkan adalah menyusun protokol kesehatan sendiri dalam bentuk e-book untuk dibagikan ke seluruh bidang usaha dalam perusahaan pelat merah tersebut.
“Sebenarnya protokol untuk industri konstruksi itu cukup kompleks karena tadi high risk namun untuk memudahkan kita siapkan dalam bentuk e-book yang disesuaikan sehingga memudahkan buat pelaku, buat tim di lapangan itu untuk bisa mengikuti protokol,” kata Budi dalam telekonferensi, Jumat (12/6/2020).
Hal lain yang dilakukan adalah memproteksi produksi hingga tenaga kerja industri tersebut. Seperti memastikan tempat produksi selalu streril serta jaga jarak hingga menyiapkan ruang isolasi bagi pekerja yang dicurigai terinfeksi COVID-19.
“Kemudian yang harus kita lakukan untuk survival itu adalah memproteksi produksi dulu ini yang kita tinjau untuk yang paling berisiko tinggi adalah tempat pekerja. Di sini kita mengadopsi prinsip-prinsip physical distancing, bahkan kita amankan untuk pekerja di atas 45 tahun kita pisahkan di area khusus termasuk menyediakan ruang karantina, isolasi apabila kita agak mencurigai beberapa pekerja yang terinfeksi. Karena kalau sudah satu kena, berdasarkan aturan ini lockdown proyeknya,” paparnya.
Kemudian menawarkan solusi win-win solution kepada customer untuk setiap keterlambatan produksi yang dialami dari industri konstruksi.
“Kemudian tentu dengan customer kita harus cari win-win strategy-nya karena ini tidak dikehendaki dan kita ingin menyelesaikan permasalahan dengan baik, sehingga perlu menjaga hubungan baik dengan customer,” tambahnya.
Strategi lainnya ialah mempercepat dan memperluas penerapan digital construction.
“Nah di sini bisa dilihat bahwa bahkan kita inspeksi online ya, untuk memproyeksi proyek jarak jauh, artinya tetap berjalan proses bisnisnya namun tetap menjaga keselamatan dari pelaku-pelaku konstruksi,” imbuhnya.
Lalu menyiapkan aplikasi untuk internal yang mampu memudahkan komunikasi dan mempercepat proses bisnis yang berjalan.
“Kemudian kita sudah siapkan aplikasi internal yang bisa untuk membantu agar bisnis kita lebih baik di masa yang akan datang,” ucapnya.
Terakhir melakukan penghematan biaya produksi serta serta prefabrication improvement, agar kerugiaan yang diderita tidak terlalu dalam dan hasil produksinya optimal.
“Kemudian melakukan cost reduction program, organisasinya juga harus lean dan powerful yang fokus pada apa yang harus kita perkuat dan cukup efisien. Serta prefabrication improvement, di sini mungkin contoh adalah prefab suatu bentang jembatan yang cukup besar yang diproduksi pabrikasi di Surabaya dikirim ke Papua dalam bentang utuh,” pungkasnya.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5051634/mengintip-persiapan-industri-konstruksi-hadapi-new-normal